DetailSorry Girl Gifs | Tenor, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID WMfBT2n-MfPH84cQtFrGPtIw8sCPjFBw7bhuLYhSqtD3QDimSZGO5w==
JakartaForumNisfu Sya'ban atau Pertengahan Sya'ban merupakan peringatan pada tanggal 15 bulan Sya'ban dari kalender Islam.Nisfu Sya'ban juga dikenal sebagai Laylatul Bara'ah atau Laylatun Nisfe min Sha'ban di dunia Arab. Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan" jelang Bulan Suci Ramadhan.

Hadits is the second source of law after the Qur'an, many values or teachings express or implied in the hadits. Among them are the hadith about nishfu Sya’ban narrated by Ibnu Majah. In this paper discussed three aspects namely the power of hadits sanad, the meaning of hadits and actualization of the hadits in the midst of society Living sunnah. Based on the results of the research, it is found that this hadits is weak because there are among the narrators who are considered to have hadits critics as counterfeiters of hadits. While matan hadits implicitly does not conflict with syari’ah of Islam. And the practices that exist in this hadits still live in the midst of society students to this day. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AL-BANJARI, hlm. 43-74 Vol. 16, Juli-Desember 2017 ISSN Print 1412-9507 ISSN Online 2527-6778 Url DOI TRADISI MENGHIDUPKAN MALAM NISHFU SYA’BAN DI KALANGAN MAHASISWA DI KABUPATEN JEMBER STUDI KRITIK SANAD, MATAN DAN LIVING SUNNAH Arbain Nurdin Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Jember, Jawa Timur arbainnurdin86 Abstract Hadis is the second source of law after the Qur'an, many values or teachings express or implied in the hadis. Among them are the hadith about nishfu Sya‟ban narrated by Ibnu Majah. In this paper discussed three aspects namely the power of hadis sanad, the meaning of hadis and actualization of the hadis in the midst of society Living sunnah. Based on the results of the research, it is found that this hadis is weak because there are among the narrators who are considered to have hadis critics as counterfeiters of hadis. While matan hadis implicitly does not conflict with syari‟ah of Islam. And the practices that exist in this hadis still live in the midst of society students to this day. Keywords Tradisi, Nishfu Sya‟ban, Sanad, Matan, Living Sunnah Pendahuluan Hadis sebagai sumber hukum Islam kedua yang berfungsi menjelaskan apa yang tidak ada di dalam ayat suci al-Qur‟an, serta berfungsi sebagai contoh keteladan Nabi Muhammad SAW karena semua apa yang dikatakan, yang dilakukan dan diputuskan oleh Nabi SAW merupakan sebuah dalil yang dapat dijadikan hujjah atau pedoman dasar hukum ibadah. Salah satu hadis yang sering masyarakat jadikan pedoman dalam melakukan ibadah adalah hadis yang berkenaan dengan malam nishfu sya‟ban yang diriwiyatkan oleh Ibnu Majah berikut ini              AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017             Artinya Menceritakan kepada kami Hasan bin Ali al-Khallal, menceritakan kepada kami Abd. Razzaq, memberitakan kepada kami Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu‟awiyah bin Abdullah bin Ja‟far, dari Ayahnya, dari Ali Bin Abi Tholib, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Bila datang malam nishfu Sya‟ban maka lakukanlah Qiyam Lail dan puasa pada siang harinya, karena ketika matahari terbenam Allah turun pada malam itu ke langit dunia dan berkata, „Adakah yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya, adakah yang memohon rezki, niscaya Aku akan memberikannya, adakah yang tertimpa penyakit, niscaya Aku akan menyembuhkannya, adakah…, adakah… hingga terbit fajar.” Secara eksplisit hadis ini sangat menarik, apabila melihat isi matan yang luar biasa, karena jika datang malam nishfuSya‟ban maka Allah akan mengabulkan segala macam do‟a hamba-Nya di dunia. Dan Rasul pun menghidupkan malam tersebut dengan sholat malam serta berpuasa dikeesokan harinya. Namun masyarakat secara umum akan percaya hadis tersebut, karena sangat tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam secara umum. Oleh karena setiap malam nishfuSya‟ban semua umat Islam beramai-ramai menghidupkan malam tersebut dengan amalan-amalan seperti membaca surat yasin 3x dan lain sebagainya. Pada saat bulan Sya‟ban tiba, banyak amalan yang dilakukan umat muslim khususnya di Indonesia, antara lain berpuasa. Apalagi jika pertengahan bulan Sya‟ban masyarakat berbondong-bondong pergi ke masjid/mushalla/langgar untuk melakukan kegiatan ibadah shalat maghrib berjamah dan dilanjutkan dengan membaca surat yasin 3x dan keesokan harinya melaksanakan ibadah puasa nishfuSya‟ban. Kegiatan semacam ini terus berlangsung setiap tahunnya, dan lebih giat lagi jika diadakan sembari menyiapkan acara-acara lain seperti tari-tarian, serta mendatangkan da‟i Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam kondang untuk memberikan ceramah agama berkaitan dengan keistimewaan bulan Sya‟ban terutama di hari nishfuSya‟ban. Asumsi dasar yang terlihat dari semua kegiatan tersebut adalah bahwa kegiatan menghidupkan malam nishfuSya‟ban merupakan kegiatan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW karena di dalam hadis ada penjelasan seperti itu, akan tetapi hal itu perlu dipertanyakan kembali dikarenakan tidak semua hadis dapat dijadikan pedoman ataupun rujukan hukum ibadah. Berdasarkan fakta dan asumsi di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian mengenai sunnah yang hidup ditengah-tengah masyarakat khususnya berkenaan dengan amalan di malam nishfuSya‟ban. Berdasarkan fakta tersebut, menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap hadis tersebut baik pada sanad, matan maupun penelitian di tengah-tengah masyarakat khususnya pada kalangan mahasiswa di Kabupaten Jember. Pembahasan Kajian Kritik Sanad Mengawali kajian sanad, peneliti men-takhrij hadis yang akan dibahas dengan melacak kata kunci sya‟ban dalam al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawy, ditemukan ada 35 kata sya‟ban. Selanjutnya peneliti melacak kembali dalam al-Mu‟jam kata kunci nishfu Sya‟ban, dan peneliti menemukan ada 7 hadis dengan jalur sanad yang khusus berbicara tentang nisfhu Sya‟ban. Hadis-hadis yang berbicara tentang nisfhu Sya‟ban ini ditemukan dalam berbagai kitab dengan redaksi sebagai berikut a. Sunan Ibnu Majah 191 Takhrij al-hadis adalah kegiatan penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab rujukan sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan. Dalam kitab sumber tersebut dikemukakan secara lengkap sanad dan matan hadis. Lihat M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993, 43. Terkait kegiatan takhrij al-hadis, terdapat metodologi yang bervariasi, yakni; 1 berdasarkan lafaz pertama matan hadis; 2 berdasarkan lafaz dalam matan hadis; 3 berdasarkan tema al-mawdlu‟i; 4 berdasarkan periwayat pertama al-rawi al-awwal; dan 5 berdasarkan status hadis. Lihat Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir bin al-Hadi, Turuq Takhrij Hadis Rasulillah Mesir Dar al-Fikr, 23-26. Lihat pula Mahmud Tahhan, Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid Beirut al-Matba‟ah al-Arabiyyah, 1978 9-10, selanjutnya dibandingkan dengan M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, 46-49, yang menyatakan bahwa takhrij al-hadis terbagi menjadi dua, yakni bi al alfadz dan bi al-mawdlu‟i. Wensinck, al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, Leiden Brill, 1936 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017                                               "                   "                 "   " b. Sunnan Tirmidzi, bab shaum, no hadis 28/739                Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam        " c. Musnad Ahmad ibnu Hanbal 6642        d. Abdullah ibn Abdurrahman ad-Darimi, 23                         "    " Selanjutnya peneliti akan melalukan i‟tibar terhadap beberapa hadis yang memiliki kemiripan dengan hadis yang peneliti kaji yaitu hadis nisfhu Sya‟ban dari periwayatan Ibnu Majah. Berdasarkan uraian jalur sanad di atas berikut akan di tampilkan skema sanad hadis dari jalur Ibn Majah, Tirmidzi, Ahmad ibn Hanbal dan Darimi AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Muhammad ibn Abdil Malik Abu Bakar Abdirrahman ibn Rasid ibn Sa’id ibn Rasid ar-RamliAbdatub ibn Abdillah al-Khuzai Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar Asbaghu ibn Faroji al-Misri AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Pada jalur Rawi Aisyah terdapat nama perawi yang kedudukan perawinya dhoif yaitu Hajjaj, berdasarkan penelusuran peneliti pada aplikasi disebutkan bahwa Hajjaj adalah orang yang tidak kuat, banyak kesalahan dan tadlis serta marratan dhoif. Dan jalur ini dimukhharijul oleh dua perawi yaitu jalur Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Oleh karena itu hadis pada jalur ini tidak dapat menjadi penguat hadis Ibnu Majah yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abi Musa al-Asyari terdapat nama perawi yang tidak kenal, dan Ibn Hajar asQolani menyebutkan di dalam aplikasi web bahwa ad-Dhahaki ibn Aiman ini orang yang majhul. oleh karena itu, hadis pada jalur ini tidak bisa dijadikan penguat atau pendamping hadis ibnu Majah yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abi Bakar, terdapat nama perawi yang dinilai sebagai munkirul hadis jiddan, serta seseorang yang tidak diketahui. Ini disampaikan oleh kritikus hadis seperti Abu Bakar alBazzar dan Abu Hatim ibn Hibban di dalam aplikasi web Oleh karena itu hadis ini tidak bisa menjadi penguat bagi jalur hadis yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abdullah ibn „Amru terdapat nama perawi yang dikategorikan seorang dhoif berdasarkan penilaian kritikus hadis di dalam aplikasi web perawi tersebut ialah Ibn Lahi‟ata yang dikritik oleh Abu Hatim Ar-Razi sebagai seorang yang dhoif. Oleh karena itu jalur sanad ini tidak bisa dijadikan penguat bagi jalur sanad dari rawi Ali Ibn Abi Thalib. Setelah melakukan i‟tibar jalur sanad di atas, peneliti selanjutnya menguraikan beberapa perawi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di atas adalah sebagai berikut Ibnu Majah, Hasan bin Ali al-Khallal, Abd. Ar-Razzaq, Ibnu Abi Sabrah, Ibrahim bin Muhammad, Mu‟awiyah bin Abdullah bin Ja‟far, Abu Mu‟awiyah, dan Ali bin Abi Thalib. Adapun biografi masing-masing perawi, analisis kebersambungan sanad, kualitas pribadi dan kapasitas intelektual perawi, serta terbebasnya sanad tersebut dari syadz dan „illat akan diuraikan berikut ini Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi a. Ibnu Majah Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Ibnu Majah memiliki nama lengkap Muhammad ibn Yazíd al-Raba‟iy. Beliau yang juga dikenal dengan nama Abu Abdullah ibn Majah al-Qazwíní ini memiliki kitab Sunan dan sering melakukan perjalanan jauh. Namanya dikenal di Khurasan, Irak, Hijaz, Mesir, Syam dan beberapa negara lainnya Riwayat lain menyatakan bahwa Ibnu Majah pernah melakukan perjalanan ke Urak, Basrah, Kufah, Baghdad, Mekkah, Syam dan Mesir. Ibnu Majah dilahirkan pada tahun 209 H dan wafat pada hari Senin kemudian dimakamkan pada hari Selasa tepat delapan hari terakhir bulan Ramadhan tahun 273 H. Berdasarkan keterangan al-Mizzi, Ibnu Majah mencapai usia 64 tidak memberikan keterangan tentang jumlah guru Ibnu Majah serta siapa saja gurunya. Keterangan lebih lengkap tentang jumlah guru Ibnu Majah, peneliti temukan dalam CD Maktabah al-A‟lam wa al-Tarajim. Jumlah guru Ibnu Majah 23 orang, di antaranya adalah „Ali ibn Muhammad al-Thanáfasí, Mush‟ab ibn Abdillah al-Zubairí dan Abu Bakar ibn Abí jumlah murid Ibnu Majah menurut al-Mizzi adalah 11 orang, di antaranya adalah Ibrahim ibn Dinar al-Hausyabí al-Hamadzání, Ja‟far ibn Idrís dan Muhammad ibn „Isá Majah meriwayatkan hadis dari Hasan ibn „Alí al-Khallál dengan sighat haddatsaná. Sighat tersebut-meskipun tidak terdapat keseragaman pandangan ulama apakah digunakan untuk metode al-sima‟, al-qira‟ah atau al-ijazah- menunjukkan adanya kebersambungan sanad antara ibn Majah dan Hasan ibn „Alí al-Khallál. Kesimpulan tersebut memberi keyakinan saat peneliti mencermati rentang waktu hidup Hasan ibn „Alí al-Khallál 179-242 H dan ibn Majah 209-273 H. Meskipun Hasan ibn „Alí al-Khallál tidak tercatat di dalam daftar nama guru Ibnu Majah, akan tetapi Ibnu Majah termasuk ke dalam Jama‟ah yang tercatat di dalam daftar murid Hasan ibn „Alí al-Khallál. Dengan demikian, berarti ada kebersambungan sanad di antara keduanya. Penilaian kritikus hadis terhadap Ibnu Majah disampaikan oleh al-Dzahabi, Ibn Hajar, al-Nasa‟i, al-Khatib dan Abu Ya‟la al-Khalil al-Qazwiní. Al-Dzahabi menyatakan bahwa Ibnu Majah adalah orang yang Tsiqah. Ibn Hajar dalam kitab al-Tadzhib dan al-Nasa‟i mengatakan Tsiqah. Begitu pula al- Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 27, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 40 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 CD Maktabah al-A‟lām wa Al-Tarājim al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 40-41 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Khatib menyatakan bahwa Ibnu Majah dengan „Ábidan dan dalam al-Taqríb mengatakan Tsiqatun itu, Abu Ya‟la al-Khalil al-Qazwiní menyatakan bahwa Ibnu Majah adalah seorang yang tsiqatun kabírun, muttafaqun „alaihi, muhtajjun Hasan bin Ali al-Khallal Nama lengkapnya adalah Al-Hasan ibn „Ali ibn Muhammad al-Hudzallí al-Khallál. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu ‟Alí, Abu Muhammad, al-Hulwání al-Raihání. Beliau wafat di Mekkah pada tahun 242 H. Berdasarkan keterangan tahun wafatnya, maka dapat disimpulkan bahwa usia Hasan ibn „Alí al-Khallál disamakan dengan umur Nabi Muhammad SAW 63 tahun, maka tahun kelahiran beliau menjadi atau sekitar tahun 179 H. Terdapat kurang lebih 58 orang guru yang meriwayatkan hadis kepadanya. Di antaranya adalah Zayd ibn al-Hubbáb, Sulaimán ibn Harb dan Abd al-Razzáq ibn murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya tidak kurang dari 17 orang di antaranya adalah Jamá’ah selain Nasa’i, Ibrahim ibn Isháq al-Harbíy dan Ahmad ibn „Alí ibn „Alí al-Khallál meriwayatkan hadis dari „Abd al-Razzáq dengan sighat haddatsana. Dengan tercatatnya nama „Abd al-Razzáq sebagai guru Hasan ibn „Alí al-Khallál dan sebaliknya Hasan ibn „Alí al-Khallál tercatat sebagai murid dari „Abd al-Razzáq, maka antara Hasan ibn „Alí al-Khallál dan „Abd al-Razzáq terjadi pertalian langsung dalam proses transformasi hadis tersebut. Penilaian kritikus hadis kepada Hasan bin Ali al-Khallal disampaikan oleh Ya‟qub ibn Syaibah, Abu Daud, Al-Nasa‟I, Abu Bakar al-Khatíb, dan Ibrahim ibn Aurumah al-Hafidz. Ya‟qub ibn Syaibah menyatakan bahwa Hasan bin Ali al-Khallal adalah Tsiqah Tsabit Mutqinan, Abu Daud menyatakan orang yang „Alim, Al-Nasa‟i mengatakan Tsiqah, Abu Bakar al-Khatíb berpendapat Tsiqatan Háfidhan. Berdasarkan penilaian kritikus tersebut, maka Hasan bin Ali al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... , 40 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 6, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 259 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 260 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 263 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 18, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 260-261 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 261-262 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... Jilid 6, 262-263 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam al-Khallal dapat dikategorikan sebagai perawi berpredikat maqbul karena masuk ke dalam tingkatan ta‟dil kedua. c. Abd. Ar-Razzaq bernama „Abd al-Razzáq ibn Hammám ibn Náfi‟ al-Himyariy al-Yamániy. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu Bakar al-Shun‟ániy. Menurut Muhammad ibn Abbán al-Balkhíy, sejak berusia antara 7 dan 8 tahun, „Abd al-Razzáq telah mengikuti majelis ma‟ Ahmad ibn Hanbal, „Abd al-Razzáq dilahirkan pada tahun 126 H. Sedangkan menurut Muhammad ibn Sa‟ad, Khalífah ibn Khayyát dan al-Bukhárí, beliau wafat pada tahun 211 H. Keterangan mengenai bulan wafatnya disampaikan oleh Muhammad ibn Sa‟ad yaitu pada pertengahan bulan Syawal. Berdasarkan keterangan tentang tahun kelahiran dan wafatnya „Abd al-Razzáq tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa beliau mencapai usia 85 tahun. Jumlah guru yang meriwayatkan hadis kepada „Abd al-Razzáq tidak kurang dari 67 orang, yang di antaranya adalah Hisyám ibn Hasán, Ja‟far ibn Sulaimán al-Dhuba‟í dan Abu Bakar ibn Abdillah ibn Abi jumlah murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya berjumlah tidak kurang dari 84 orang. Di antaranya adalah Al-Hasán ibn Ali al-Khallál, Muhammad ibn Dáud ibn Sufyán dan Yahya ibn Músá.„Abd al-Razzáq meriwayatkan hadis dari Ibn Abí Sabrah dengan sighat anbaaná. Para ulama hadis sepakat bahwa sighat tersebut dipakai dalam periwayatan dengan jalur al-qirá‟ah dan mereka tidak sepakat dalam pemakaian sighat tersebt untuk periwayatan dengan jalur al-ijázah. Antara dua perawi tersebut terdapat bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama „Abd al-Razzáq dalam jajaran murid Ibn Abí Sabrah dan nama Ibn Abí Sabrah dalam jajaran guru „Abd al-Razzáq, cukup menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Beberapa ahli kritik hadis memberikan penilaian kepada Abd. Ar-Razzaq seperti Abbas al-Dauri, Abu Zur‟atu ad-Dimasyqi, Abu Bakar ibn Abi Khaitsamah, dan Ya‟kúb ibn Syaibah. Abbas al-Dauri berpendapat bahwa „Abd al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 52 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 56 Ahmad ibn Hanbal dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 Muhammad ibn Sa‟ad, Khalífah ibn Khayyát dan al-Bukhárí dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 Muhammad ibn Sa‟ad dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 52-54 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 54-56 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 al-Razzáq adalah seorang yang tsabit dalam hadis Ma‟mar dari Hisyam ibn Zur‟atu ad-Dimasyqi bertanya siapa yang paling tsabit diantara Ibnu Juraih, „Abd al-Razzáq dan Bursani? Ahmad menjawab „Abd Bakar ibn Abi Khaitsamah menyatakan bahwa „Abd al-Razzáq adalah salah seorang ashháb al-Tsauri, dan Ya‟kúb ibn Syaibah menilai bahwa „Abd al-Razzáq adalahTsiqatun penilaian para kritikus hadis, maka „Abd al-Razzáq dapat dikelompokkan pada tinggkatan perawi yang ta‟dil pertama sampai ketiga. Sehingga periwayatannya dapat dijadikan hujjah dan diterima. d. Ibnu Abi Sabrah Nama beliau adalah Abu Bakar ibn Abdillah ibn Muhammad ibn Abi Sabrah ibn Abi Ruhmi ibn „Abd al-„Úzzá ibn Abi Qois ibn “Abdu Waddin ibn Nasr ibn Malik ibn Hisl ibn „Amir ibn lu‟yi ibn Ghalib al-Qurasyi al-„Amiriy al-Sabriy riwayat, namanya adalah „Abdullah. Sedangkan menurut Ahmad ibn Hanbal dan Abu Hátim al-Rází, namanya adalah Muhammad. Riwayat lainnya menjelaskan bahwa beliau adalah saudara Muhammad ibn „Abdillah ibn Abí Sabrah yang telah sampai di Madinah sebelum Ziyád ibn „Ubaidillah al-Háritsí. Nasabnya sampai pada kakeknya Abi Sabrah yang bernama „Abdullah yang merupakan salah seorang shahabat yang berperan serta dalam perang Badar. Ibn Abí Sabrah mengatakan bahwa dirinya menghafal 70 ribu hadis tentang halal dan haram. Diperkirakan Abí Sabrah lahir pada tahun pada tahun 102 H karena menurut Muhammad ibn Sa‟ad, beliau wafat pada tahun 162 H dan usia beliau mencapai 60 guru yang meriwayatkan hadis kepada Ibn Abí Sabrah sebanyak 21 orang, di antaranya adalah Ibrahim ibn Muhammad, Zayd ibn Aslam dan „Isá ibn Ma‟ jumlah murid yang meriwayatkan hadis darinya adalah 11 orang, di antaranya adalah Sulaiman ibn Muhammad ibn Abí Sabrah, Abd al-Razzáq ibn Hammám dan„Isá ibn Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-„Asqalaani asy-Syafi‟i, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 572-574 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 33, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 102-103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 106 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103-104 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 104 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Ibn Abí Sabrah meriwayatkan hadis dari Ibrahim ibn Muhammad secara secara mu‟an‟an di antarai dengan lafadz „an. Tidak adanya penyembunyian cacat tadlis antara dua perawi tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama Ibn Abí Sabrah dalam jajaran murid Ibrahim ibn Muhammad dan nama Ibrahim ibn Muhammad dalam jajaran guru Ibn Abí Sabrah, telah menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Para ahli kritik hadis memberikan penilaian negatif kepada Ibnu Abi Sabrah mereka adalah „Ali ibn al-Madíníy mengatakan Ibnu Abi Sabrah adalah Dhoifan fí al-Hadíts, Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal berkata dari Ahmad ibn Hanbalbahwa Ibnu Abi Sabrah adalah Yadhi‟u al-Hadis wa Yakdzibu, Al-Ghalábiy dari Yahyá ibn Ma‟ín berpandangan bahwa Ibnu Abi Sabrah adalah Dho‟íf al-Hadíts, Ibn Abi Yahya berpendapat Ibnu Abi Sabrah adalahMunkar al-Hadis, Ibrahim ibn Ya‟kúb al-Júzajáníy memberikan penilaian Ibnu Abi Sabrah sebagai Yudha‟af al-Hadis, Bukhori menilai perawi ini adalah Dhoif dan Munkar al-Hadis, Nasa‟i menambahkan ia seorang perawi yang matrúk penilaian tersebut, maka perawi Ibnu Abi Sabrah masuk dalam kategori sanad yang dhoif, munkar, matruk dan dilihat dari urutan maratib jarh perawi tidak dapat dijadikan hujjah, tidak boleh ditulis hadisnya dan tidak dijadikan i‟tibar. e. Ibrahim bin Muhammad Ibrahim ibn Muhammad. Tidak ada keterangan tentang tahun lahir dan wafat serta umur beliau dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal karya al-Mazzí. Menurut al-Mazzí beliau hanya meriwayatkan hadis dari 1 orang guru yang bernama Mu’awiyah ibn Abdillah ibn Ja’fardan juga hanya memiliki 1 orang murid bernama Abu Bakar ibn Abi ibn Muhammad meriwayatkan hadis dari Mu‟awiyah ibn „Abdillah ibn Ja‟far dengan sighat „an secara mu‟an‟an. Dengan disebutnya Mu‟awiyah ibn „Abdillah ibn Ja‟far sebagai guru Ibrahim ibn Muhammad dan Ibrahim ibn Muhammad sebagai murid Mu‟awiyah ibn „Abdillah ibn Ja‟far, maka antara keduanya terjadi pertautan langsung sehingga terdapat kebersambungan sanad. asy-Syafi‟i, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2,489-490 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 2, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 193 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 193 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 194 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Penilaian Ibrahim bin Muhammad diberikan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Hibban. Ibnu Abi Hatim berpandangan bahwa Ibrahim bin Muhammad adalah shohibu tarjamah, sedangkan Ibnu Hibban menyebutnya sebagai perawi yang penilaian tersebut, maka Ibrahim bin Muhammad dapat dikategorikan sebagai perawi yang „adil dan hadis yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah. f. Mu’awiyah bin Abdullah bin Ja’far Nama lengkap Mu‟awiyah ibn Abdillah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib al-Qurasiy al-Hasyimi al-Madani. Al-Mizzi tidak memberikan keterangan tentang tahun kelahiran dan wafatnya beliau, sehingga peneliti juga tidak dapat menyimpulkan tepatnya usia beliau. Mu‟awiyah ibn Abdillah ibn Ja‟far adalah seorang muhaddits yang memiliki guru 5 orang dan murid 11 orang. Di antara sederet gurunya terdapat Ráfi‟ ibn Khadíj, Sáib ibn Yazíd dan Abu Mu’awiyah Abdullah ibn Ja’far.Sedangkan di antara jajaran muridnya terdapat Ibrahim ibn Muhammad, Yazíd ibn „Abdillah ibn al-Hád dan Muhammad ibn Muslim ibn Syiháb ibn Abdillah ibn Ja‟far meriwayatkan hadis dari ayahnya dengan sighat „an mu‟an‟an. Dengan adanya pertalian hubungan keluarga antara ayah dan anak serta disebutnya Abu Mu‟áwiyah sebagai guru Mu‟awiyah ibn Abdillah ibn Ja‟far dan Mu‟awiyah ibn Abdillah ibn Ja‟far sebagai murid Abu Mu‟áwiyah, maka antara keduanya terjadi pertautan langsung sehingga terdapat kebersambungan sanad. Mu‟awiyah bin Abdullah bin Ja‟far mendapat penilaian dari kritikus hadis seperti „Ijliyyu dan Ibnu Hibban. „Ijliyyu mengatakan bahwa Mu‟awiyah bin Abdullah bin Ja‟far adalah Tsiqoh, sedangkan Ibnu Hibban menilai perawi penilaian tersebut, maka Ibrahim bin Muhammad dapat dikategorikan sebagai perawi yang „adil dan hadis yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah. Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-„Asqalaani asy-Syafi‟i, Tahzib at-Tahzhib, Juz 1 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 85 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 28, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 196 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 196 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 197 Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-„Asqalaani asy-Syafi‟i, Tahzib at-Tahzhib, Juz 4 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 110 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam g. Abu Mu’awiyah Nama lengkap Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib al-Qurasyiu al-Hasyimi. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu Ja‟far al-Madaníy, al-Jawwád ibn al-Jawwád. Ibunya adalah Asmá‟ bintu „Umays al-Khats‟amiyyah. Beliau dilahirkan di Habsyah dan merupakan bayi pertama yang lahir di Habsyah dalam keadaan Islam. Diriwayatkan bahwa ketika Ja‟far ibn Abí Thalib hijrah ke Habsyah, ia bersama istrinya yang sedang hamil bernama Asmá‟ bintu „Umays, kemudian lahirlah putranya yang bernama Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib. Beliau merupakan seseorang yang baik hati dan lembut sehingga mendapat julukan Bahr al-Júd lautan kebaikan.Al-Mizzi tidak memberikan keterangan tentang tahun kelahiran beliau, akan tetapi menulis berbagai pendapat tentang tahun wafat dan usia beliau. Menurut Zubayr ibn Bakkár, Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dan usianya mencapai 90 tahun. Saat itu wali Madinah adalah Abbán ibn „Usmán ibn „Affán di bawah kekuasaan Khalifah „Abd al-Malik ibn Marwán. Pendapat lain menyatakan bahwa Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dan usianya mencapai 80 tahun. Pendapat terakhir menyatakan bahwa Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib wafat pada tahun 90 H dalam usia 80 tahun. Kemudian al-Mizzi menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dengan usia 80 tahun adalah pendapat yang paling dalam kitabnya “Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal” menyebutkan bahwa terdapat 5 orang guru yang meriwayatkan hadis kepada Abdullah ibn Ja‟far ibn Abi Thalib, di antaranya adalah Rasulullah SAW, „Usmán ibn „Affán dan Ali ibn Abi Thalib. Selain itu, al-Mizzi juga menyebutkan bahwa terdapat 27 orang murid yang meriwayatkan hadis darinya. Di antara murid-murid beliau adalah „Urwah ibn al-Zubair, Muhammad ibn „Abdillah dan anaknya yang bernama Mu’awiyah ibn Abdillah ibn Ja’far. Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 14, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 367 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 368-369 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 367 Zubayr ibn Bakkár dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 372 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 372 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 367 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 368 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Abu Mu‟awiyah meriwayatkan hadis dari „Ali ibn Abi Thalib dengan sighat „an mu‟an‟an. Tidak adanya penyembunyian cacat tadlis antara dua perawi tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama Abu Mu‟awiyah dalam jajaran murid „Ali ibn Abi Thalib dan nama „Ali ibn Abi Thalib dalam jajaran guru Abu Mu‟awiyah, serta adanya hubungan keluarga antara keduanya sebagai seorang paman dan keponakannya, cukup menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Penilaian dari beberapa ahli hadis tentang kualitas pribadi Abu Mu‟awiyah disampaikan oleh Mu‟awiyah dan Al-Zubair ibn Bakkár. Mu‟awiyah mengatakan seorang laki-laki bani hasyim bernama Abdullah ibn Ja‟far adalah orang yang terhormat/mulia, Al-Zubair ibn Bakkár menyatakan Abu Mu‟awiyah adalah Jawwádan penilaian di atas, Abu Mu‟awiyah dapat dikategorikan sebagai perawi yang „adil dan maqbul karena tidak ditemukan jarh pada diri perawi. h. Ali bin Abi Tholib Nama lengkapnya adalah Ali ibn Abi Thalib „Abdu Manaf ibn „Abd al-Muthallib ibn Hasyim al-Qurasyi. Beliau mendapat gelar Abu al-Hasan al-Hásyimíy, Amir al-Mukminín dan merupakan putra dari paman Rasulullah SAW. Beliau juga dikenal dengan julukan Aba Turáb dan banyak hadis masyhur yang menyebutkan hal adalah Fatimah bintu Asad ibn Hásyim al-Hásyimiyyah yang merupakan putri pertama dari Bani Hasyim dan wafat pada masa Rasulullah SAW.„Ali ibn Abi Thalib adalah seorang sahabat yang berperan serta dalam perang Badar dan semua perang yang diikuti Rasulullah SAW bahkan perang ulama berpendapat bahwa „Ali ibn Abi Thálib adalah putra bungsu Abí Thalib. Ia 10 tahun lebih muda dari Ja‟far, Ja‟far 10 tahun lebih muda dari „Aqíl dan „Aqíl 10 tahun lebih muda dari Thálib. Menurut ibn Isháq, „Ali ibn Abí Thálib merupakan pemuda pertama yang memeluk agama Islam setelah berpendapat bahwa „Ali ibn Ab‟i Thálib memeluk agama Islam saat berusia 8 tahun, sedangkan menurut ibn Isháq saat asy-Syafi‟i, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2, 313 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 20, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 472 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 479 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 480 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam beliau berusia 10 itu, Ibn Umar berpendapat bahwa „Ali ibn Ab‟i Thálib memeluk agama Islam saat berusia 12 beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Ali bin Abi Tholib. Sebagian berpendapat bahwa beliau dibunuh pada malam Jum‟at tanggal 13, sedangkan riwayat lain menyatakan bahwa beliau dibunuh pada tanggal 11 Ramadhan tahun 40 H. Terdapat banyak perbedaan pendapat tentang usia belian saat wafat. Sebagian menyatakan usianya 57 atau 58 tahun. Abu Nu‟aim dan lainnya sepakat bahwa usia „Ali ibn Abí Thálib mencapai 63 tahun. Abi Ja‟far Muhammad ibn „Ali ibn Husain menyatakan bahwa „Ali ibn Abí Thálib terbunuh saat berusia 63 tahun. Sedangkan ibn Juraij dari Muhammad ibn „Ali menyatakan bahwa „Ali ibn Abí Thálib terbunuh saat berusia 63 atau 64 tahun. Berdasarkan keterangan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa „Ali ibn Abí Thálib terbunuh saat berusia 63 tahun. „Ali ibn Abí Thálib adalah seorang muhaddits yang memiliki 5 orang guru yang meriwayatkan hadis kepadanya. Di antaranya adalah Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Miqdad ibn Aswad. Sedangkan jumlah murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya berjumlah 260 orang, yang di antaranya adalah „Ubbád ibn Abi Yazíd, Zayd ibn Arqam al-Ansháriy dan Abdullah ibn Ja’far ibn Abi berbagai keterangan tersebut, tidaklah keliru jika di dalam penelitian tentang pribadi „Ali ibn Abí Thálib, peneliti berpegang pada kesepakatan jumhur ulama al-shahabah kulluhum „udul. Dengan demikian, maka penelitian terhadap kredibilitas „Ali ibn Abí Thálib tidak diperlukan lagi. Sementara pertautan „Ali ibn Abí Thálib dengan Nabi tidak perlu diragukan. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh jajaran perawi dengan sanad hadis tersebut bersambung. Ali bin Abi Tholib mendapatkan penilaian dari Ibnu Abdi al-Barr bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah orang pertama kali masuk Islam, sedangkan Ahmad ibn Hanbal menilai bahwa sesungguhnya belum meriwayatkan seorang dari sahabat seperti apa yang diriwayatkannya Ali. Berdasarkan penilaian al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 481 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 482 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 488 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473-479 Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-„Asqalaani asy-Syafi‟i, Tahzib at-Tahzhib, Juz 3 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 169-171 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 tersebut, tidak didapatkan jarh pada seorang Ali bin Abi Tholib sehingga hadis yang diriwayatkannya bisa diterima. Meneliti Syadzdan Illat pada Sanad Hadis Berdasarkan i‟tibar hadis yang peneliti lakukan sebelumnya terdapat beberapa jalur sanad hadis yang memiliki kemiripan secara matan dengan jalur sanad yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yaitu jalur sanad dari Tirmidzi, Ahmad ibn Hanbal dan Darimi. Dan jalur periwayatan Ibnu Majah pun memiliki tiga jalur sanad yang matannya memiliki kemiripan. Di bawah ini akan peneliti uraikan jalur sanad dan melihat kualitas seluruh perawi tersebut. Ketiga jalur Sanad Ibnu Majah ialah Mu’awiyah ibn Abdullah ibn Jafar Muhammad ibn Abdil Malik Abu Bakar ad-Dhahaki ibn Abdirrahman ibn Arzab Rasyid ibn Sa’id ibn Rasyid ar-Ramli Abdatub ibn Abdillah al-Khuzai Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Bila pada jalur sanad Ibnu Majah yang peneliti jadikan landasan dalam tradisi malam nisyfu sya‟ban ini itu terdapat perawi yang tidak bisa dijadikan hujjah dan i‟tibar serta tidak bisa dicatat. Perawi tersebut adalah Ibnu Abi Sabrah yang berkualitas matruk, dhoif, yadho‟u, yakdzibu, munkar. Oleh karena itu, hadis yang sanadnya terdapat perawi pendusta termasuk dalam kategori hadis maudhu‟ yaitu hadis yang dibuat oleh seorang perawi pendusta yang disambungkan kepada Nabi secara palsu baik sengaja maupun tidak. Bila dibandingkan dengan jalur sanad Ibnu Majah yang kedua dari rawi Aisyah, didapatkan beberapa perawi yang tsiqoh seperti Urwah, Yahya ibn Katsir, Yazid ibn Harun, Muhammad ibn Abddil Malik Abu Bakar dan „Abdatub Ibn Abdillah al-Khuzai. Namun pada tingkatan ketujuh ada seorang perawi bernama Hajjjaj ibn ibn Arthoh yang memiliki kualitas dhoif sebagaimana penilaian para kritikus sanad hadis diantaranya ialah Ibn Hajar Asqolani yang memberi nilai dhoifun mudallasun. Jalur dari Aisyah ini pula dimukharij oleh Tirmidzi dengan jalur yang sama namun berbeda pada tingkatan kesembilan yaitu dari gurunya Ahmad ibn Mani‟ yang berkualitas tsiqoh. Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad ibnu Majah yang ketiga dari rawi Abi Musa al-Asy‟ari didapati beberapa rawi yang tsiqoh diantaranya ialah ad-Dhahaki ibn Abdirrahman ibn „Arzab, Walid, Rasyid ibn Sa‟id ibn Rasyid ar-Ramli. Sedangkan terdapat dua perawi pada jalur ini yang termasuk kategori dhoif serta majhul yaitu ad-Dhahaki ibn Aiman dan Ibn Lahi‟ata. Bila disimpulkan dari ketiga jalur ibnu Majah ditambah jalur Tirmidzi ini semua memiliki perawi yang tingkat ketsiqohannya tidak kuat walaupun jalurnya bersambung dan mursal hingga Rasulullah seperti pada jalur Ibnu Majah yang pertama. AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad Ahmad ibn Hanbal didapati bahwa perawi-perawi ini dikategorikan sebagai perawi tsiqoh, Abdullah ibn „Amru, Abi Abdurrahman al-Hubuliyyi dan Hasan. Huyyay ibn Abdillah dinilai orang yang tidak tsiqoh karena itu periwayatannya munkar dan tidak kuat menurut kritikus hadis. Termasuk juga muridnya yang bernama ibn Lahi‟ata yang dikategorikan sebagai dhoif hadis. Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad dari ad-Darimi yang diriwayatkan pertama oleh Abi Bakar terdapat beberapa perawi tsiqoh yaitu „ammihi yaitu Abdurrahman ibn Abdullah, Abihi yaitu Muhammad ibn Abdullah, Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar, „Amri ibn Harits, Ibn Wahab, Asbaghun ibn Faroji al-Misri. Sedangkan dua perawi dinilai oleh kritikus hadis merupakan perawi yang tidak dikenal yaitu Mus‟ab ibn Abi Harits dan Abdil Malik. Berdasarkan perbandingan jalur sanad tersebut disimpulkan bahwa setiap jalur sanad memiliki perawi yang dhoif baik itu satu sanad ataupun lebih hal ini menyalahi jalur sanad lain yang berkualitas tsiqoh dan ini menyebabkan hadis sanad yang meriwayatkan matan nisyfu sya‟ban mengandung syadz. Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar Asbaghu ibn Faroji al-Misri Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Kajian Kritik Matan Penelitian terhadap matan hadis tentang malam nishfu‟ sya‟ban ini tidak peneliti lakukan dikarenakan satu sanadnya berkualitas matruk, dhoif, yadho‟u, yakdzibu, munkar, dan syeikh al-Albany lebih keras lagi memutuskan bahwa sanad hadis Ibnu Majah ini berkualitas palsu yang disandarkan kepada Ibnu Abi Sabrah. Walaupun demikian makna kandungan hadis tersebut perlu dikaji dan diteliti karena menurut peneliti tidak bertentangan dengan al-Qur‟an maupun hadis lain yang lebih shahih. Akan tetapi hadis ini tidak bisa dijadikan sumber utama karena sanad hadisnya lemah. Berdasarkan kitab syarah sunan Ibnu Majah, bahwa hadis yang berkenaan dengan malam nishfu Sya‟ban ini sanadnya berkualitas lemah/dhoif, Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Mu‟in menambahkan bahwa sanadnya lemah karena Ibnu Abi Sabrah merupakan seorang pemalsu Kandungan Hadis Pada aspek ini, peneliti menggunakan pendekatan yang ditawarkan oleh al-Ghazali yaitu dalam memahami kandungan matan hadis perlu empat langkah atau metode sehingga dapat memberikan makna kandungan yang sesuai dengan teks dan konteksnya. Di dalam hadis Ibnu Majah ada tiga poin dalam makna matan yaitu qiyamul lail di malam nisfhu Sya‟ban, berpuasa di siang harinya dan berdoa di hari nishfu Sya‟ban. Untuk menguji makna kandungan hadis tersebut perlu dilakukan empat langkah berikut a. Konfirmasi dengan ayat-ayat suci al-Qur’an; Al-Ghazali di dalam kitabnya as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadis mengatakan Dengan metode ini, mereka meneladani para sahabat dan tabi‟in, misalnya, sikap Aisyah ketika mendengar hadis yang menyatakan bahwa orang mati diazab karena tangisan keluarganya terhadapnya. Ia menolaknya dan menjelaskan alasan penolakannya dengan berkata adakah kalian lupa akan firman Allah SWT, tidaklah seseorang menanggung dosa orang lain... al-An‟am 164. Demikianlah, Aisyah dengan tegas dan berani telah menolak periwayatan suatu “hadis” yang bertentangan dengan al-Qur‟ Shobrah Abu „Alfah, Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007, 556-557 Muhammad al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadi,Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992, 29 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Makna kandungan hadis yang pertama ialah qiyamul lail, bila dikonfirmasi dengan ayat suci al-Qur‟an, maka dapat ditemuakan beberapa ayat suci yang menerangkan akan nikmatnya ibadah sholat di tengah malam seperti di dalam surat al-Isra‟ ayat 78-79 berikut ini   Artinya “dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat 78. dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. 79” Jika di dalam matan hadis Ibnu Majah disunnahkan menghidupkan malam nishfu Sya‟ban dengan ibadah sholat, maka sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan untuk menyembah kepada-Nya di waktu hamba lain pada terlelap sebagai ibadah tambahan dan Allah pun tidak mengkhususkan pada suatu malam apapun, namun pada sebagian malam hari atau di tiap tengah malam. Tujuan dari ibadah ini pun tidaklah main-main yaitu mendapatkan derajat yang terpuji dihadapan penafsiran Quraish Shihab, makna maqamam mahmudah adalah kebangkitan terpuji atau tempat terpuji bagi Nabi Muhammad SAW sehingga semua makhluk memuji beliau. Dan tempat terpuji inilah yang disebut dengan syafaat terbesar Nabi Muhammad SAW pada hari matan yang berikutnya ialah berdo‟a, bila dikonfirmasi dengan ayat suci al-Qur‟an, maka didapati ayat yang menjelaskan bagaimana seorang hamba harus selalu meminta atau berdo‟a kepada Allah dan Allah pasti akan menjawabnya. Ayat tersebut terdapat pada surat al-Baqoroh ayat 186 yaitu M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, Vol. 7 Jakarta Lentera Hati, 2002, 528 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam          Artinya … dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka jawablah, bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Menurut penafsiran Sayyid Quthb bahwa ayat diatas merupakan ayat yang sangat mengagumkan karena penuh dengan kasih sayang, hal ini dikuatkan dengan lantunan ayat yang diawali dengan pernyataan Allah bahwa „Aku adalah dekat‟ dan „Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdo‟a apabila ia memohon kepada-Ku‟. Di bawah naungan kasih sayang ini Allah mengarahkan Hamba-hamba-Nya kepada jalan yang mustaqim agar selalu mengikuti seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karena itu, berdo‟a kepada Allah tidaklah hanya dikhususkan di malam nishfu‟ sya‟ban belaka melainkan dimana dan kapan pun kita berada, karena Allah mendengarkan apa permohonan dan permintaan hamba-Nya. b. Konfirmasi dengan hadis lain Pada aspek kedua ini, Al-Ghazali menyatakan bahwa untuk mengetahui sebuah kandungan hadis maka perlu dikonfirmasi terlebih dahulu dengan hadis-hadis lain yang sanadnya lebih shahih, di dalam kitabnya al-Ghazali mengatakan sebagai berikut Hadis-hadis seperti ini, ketika diamati dengan seksama, jelas berlawanan dengan hadis-hadis lainnya yang sanad dan matannya lebih sahih, dan juga berlawanan dengan logika al-Qur‟an yang menjadikan jihad sebagai rukun penting guna mengawal iman dan segala bagian serta matan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ini berkenaan dengan ibadah puasa di hari nishfu Sya‟ban atau tanggal 15 di bulan Sya‟ban, puasa di bulan Sya‟ban sebenarnya telah dijelaskan oleh banyak hadis yang lebih shahih derajatnya daripada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Namun Hadis-hadis tersebut tidak menyebutkan dikhususkan berpuasa di Syahid Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur‟an, Terj. As‟ad Yasin dkk., Tafsir fi Zhilalil Qur‟an di bawah Naungan al-Qur‟an Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000, 206 al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah...., 142 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 pertengahan bulan Sya‟ban tapi berpuasa di bulan Sya‟ban. Hadis-hadis tersebut ialah hadis Bukhori        Artinya “Adalah Rasulullah shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat Rasulullah shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling banyaknya beliau berpuasa di bulan Sya‟ban.” Selain Bukhori, hadis di atas juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1156, Abu Dâud no. 2434, An-Nasâ‟i 4/151 dan Ibnu Majah no. 1710. Makna hadis di atas tentu sangat relevan dengan hadis yang diteliti, karena Rasulullah banyak berpuasa sunnah di bulan Sya‟ban. Hadis kedua yang lebih shahih dan relevan isi matannya dengan matan hadis yang diteliti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dâud no. 2336, At-Tirmidzy no. 735, An-Nasâ‟i 4/151, 200, Ad-Dârimy 2/29, hadisnya sebagai berikut  Artinya “Saya tidak pernah melihat Nabi shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Sya‟ban dan Ramadhan.” Makna matan hadis di atas sama dengan hadis pertama, dikarenakan Nabi Muhammad SAW banyak berpuasa sunnah di bulan Sya‟ban walaupun Shahih Bukhori, Bab Shaum Sya‟ban, No. Hadis 1868 Maktabah Syamilah Sunan at-Tirmidzi, Bab Shaum, No Hadis 736 Maktabah Syamilah Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam secara bahasa disebutkan sebulan penuh akan tetapi pada tradisi Arab jika seseorang banyak berpuasa sunnah dalam satu bulan tertentu hal itu bermakna ia berpuasa satu bulan penuh. Hadis ketiga yang lebih shahih dari matan hadis yang diteliti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad 5/201, Ibnu Abu Syaibah 2/347, An-Nasâ‟i 4/201, Ath-Thahawy dalam Syarah Ma‟âny Al-Atsâr 2/82, Al-Baihaqy dalam Syu‟bul Imân 3/377 dan Abu Nu‟aim dalam Al-Hilyah 9/18. Dan menurut syaikh al-Albani sanad hadis ini adalah hasan. Makna matan hadis di atas terlihat jelas bahwa Nabi berpuasa di bulan Sya‟ban.  Artinya “Itu adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang manusia lalai darinya. Dan ia adalah bulan yang padanya segala amalan akan diangkat kepada Rabbul „Alamin. Maka saya senang amalanku diangkat sementara saya sedang berpuasa.”c. Konfirmasi dengan fakta sejarah Pada aspek ketiga, al-Ghazali menekankan untuk dikonfirmasi dengan fakta sejarah, sehingga kandungan hadis dapat diketahui dengan jelas. Di dalam kitabnya al-Ghazali menyatakan Hadis-hadis ahad harus dimundurkan apabila berhadapan dengan nash Qur‟ani atau kebenaran ilmiah ataupun fakta historis. Atau, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut madzhab Maliki, harus mundur di hadapan praktek amalan penduduk Madinah. Atau, di hadapan qiyas qath‟i, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut mazhab fakta sejarah bahwa di zaman Rasulullah SAW., dan para sahabat tidak pernah menghidupkan ibadah di malam nisfhu Sya‟ban khususnya secara berjamaah. Dan yang memulai menghidupkan ibadah Sunan Nasa‟I, bab Syiam, No hadis 2357 maktabah syamilah al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah...., 209 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 tersebut yaitu ulama-ulama ahli Syam yang mereka pun berbeda pendapat, di dalam kitab Lathaiful Ma‟arif diceritakan bahwa                              .ArtinyaDan pada malam nishfu Sya‟ban para Tabi‟in dari ahli Syam seperti Khalid ibn Ma‟dan dan Makhul dan Lukman ibn Amir dan lainnya, pernah mengagungkan dan berijtihad untuk beribadah di malam nisfhu Sya‟ban.... terdapat perbedaan ulama ahli Syam dalam menghidupkan malam nisfhu Sya‟ban yaitu, pertama sesungguhnya dibolehkan menghidupkan malam nisfhu Sya‟ban secara berjamaah di masjid, dahulu Khalid ibn Ma‟dan dan Lukman ibn Amir memperingati malam nisfhu Sya‟ban dengan memakai pakaian paling baru dan mewah, membakar menyan dan memakai celak serta bangun malam untuk menjalankan sholat malam di Masjid. Kedua dimakruhkan untuk berkumpul di dalam masjid untuk sholat, bercerita dan berdoa. Dan tidak dimakruhkan seseorang beribadah sholat secara pribadi, ini pendapat Azwa‟iy Imam ahli Syam. d. Konfirmasi dengan kebenaran ilmiah Selanjutnya, menurut al-Ghazali kandungan hadis juga harus dikonfirmasi dengan kebenaran ilmiah yaitu hasil atau temuan ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan seperti temuan ilmiah dalam gerakan sholat dibawah ini Di dalam tulisannya Abdullah disebutkan Gerakan shalat menurut para ilmuwan dan dokter salah satu terbaik untuk menyembuhkan rematik terutama untuk tulang punggung, yang disebabkan oleh Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali ad-Dimasyqi, Lathaiful Ma‟arif Fima Miwasmi al‟aami mina al-Wadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999, 263 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ketidakseimbangan otot. Berdasarkan saran dokter tidak ada solusi yang berbaik untuk menghindari rematik sejak dini dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten dan juga banyak melakukan gerak untuk meminimalisir kemungkinan penyakit tulang punggung, memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin mengembalikan keseimbangan pada persendian dan otot tubuh, dan otot tubuh, dan hendaknya hal ini tetap dilaksanakan walaupun ada kerusakan tulang atau setelah penggunaan gips. Dapat disimpulkan bahwa gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang selaras dengan saran dokter dan mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik, gerakan yang dimaksud diantaranya gerakan rukuk, berdiri tegak, sujud dalam waktu yang lama dan dilakukan temuan ilmiah ini, bahwa gerakan di dalam sholat sangat menyehatkan. Oleh karena bila ingin menghidupkan malam nisfhu Sya‟ban dengan beribadah sholat dalam pandangan ilmiah tidak ada masalah, karena dengan sering beribadah sholat maka kesehatan otot tulang semakin terjaga. Living Sunnah Tradisi Menghidupkan Malam Nishfu Sya’ban Living sunnah merupakan sunnah atau hadis yang hidup di tengah-tengah masyarakat akibat adanya keinginan masyarakat mengaplikasikan sunnah atau hadis dalam konteks sosial, budaya, politik, ekonomi dan hukum. Dengan demikian living sunnah ialah tulisan, bacaan dan praktik yang diaplikasikan oleh masyarakat di tengah-tengah kehidupan sebagai tindakan mengaktualisasikan isi sunnah atau hadis sunnah diartikan sebagai sebuah praktik yang disepekati bersama, maka itulah yang dinamakan living sunnah atau sunnah yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Sebenarnya Sunnah relatif identik dengan ijma‟ kaum Muslimin dan ke dalamnya termasuk pula ijtihad dari para ulama generasi awal yang ahli dan tokoh-tokoh politik di dalam aktivitasnya. Dengan demikian, “sunnah yang hidup” adalah sunnahNabi yang secara bebas ditafsirkan oleh para ulama, penguasa dan hakim sesuai dengan situasi yang mereka hadapi. Deden Suparman, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 66 M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007, 106 M. Alfatih Suryadilaga dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta PokjaAkademik UIN Sunan Kalijaga, 2006, 193 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Pada penelitian ini, tradisi bacaan lebih dominan dibahas serta dikaji karena konteks penelitian living sunnah nya terdapat dalam tataran bacaan/amalan yang dihidupkan saat datangnya nishfu Sya‟ban. Walaupun tradisi praktek juga bisa diamati dan ditanyakan kepada subyek penelitian yaitu para mahasiswa. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh, jika peneliti menggunakan teknik wawancara maka sumber datanya ialah responden, jika peneliti menggunakan teknik observasi maka sumber datanya ialah benda, gerak atau proses sesuatu, sedangkan jika peneliti menggunakan dokumentasi maka sumber datanya ialah catatan dan isi catatan sebagai subyek penelitian atau variabel penelitian living sunnah ini, peneliti memilih responden sebagai sumber data penelitian dengan metode kuisoner online. Sedangkan responden yang dipilih meliputi mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di Perguruan Tinggi se Kabupaten Jember. Dan lingkup perguruan tinggi yang disebar kuisoner ini hanya tiga perguruan tinggi saja yaitu Institut Agama Islam Negeri IAIN Jember, Universitas Negeri Jember dan Politeknik Negeri Jember. Penyajian data penelitian living sunnah/hadis tentang amalan di malam nishfu sya‟ban diperoleh dari hasil sebaran kuisoner online dengan beberapa responden dari mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi se kabupaten Jember. Dari ketiga perguruan tinggi tersebut ada 18 responden, hampir 80% berasal dari kampus IAIN Jember, sisanya yaitu 20% dari Universitas Negeri Jember dan Politeknik Negeri Jember. Dari 18 responden tersebut 59,1% ada di semester enam, sisanya 27,3% di semester empat dan 9% di semester delapan serta 4,5% di semester dua. Sedangkan asal sekolah ke 18 responden tersebut ialah 68,2% berasal dari SMA/SMK, sisanya 22,7% berasal dari MAN/MA. Pada sebaran kuisoner online, peneliti membagi dua tema pertanyaan berkenaan dengan amalan-amalan di malam nishfu Sya‟ban yang menjadi tradisi di kalangan mahasiswa. Dua tema tersebut sebagai berikut Amalan di Malam Nishfu Sya’ban a. Apa amalan yang saudara lakukan untuk menghidupkan malam nisfhu Sya‟ban? Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006, 129 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Hampir 70% responden menjawab dengan membaca yasin 3x atau dengan bahasa lain membaca al-Qur‟an atau tadarusan. Ada lagi yang menambahkan dengan sholat sunnah 2 rakaat, membaca sholawat, memperbanyak istighfar, berdoa dan Apa motivasi saudara menghidupkan malam nishfu Sya‟ban? Banyak responden menjawab motivasi mereka menghidupkan malam nishfu Sya‟ban hanyalah untuk memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT. Namun ada jawaban lain dari responden terkait motivasi mereka diantaranya ialah menjalankan sunnah Rasulullah, mendapatkan hidup yang lebih barokah serta mendekatkan diri kepada Allah Dari mana saudara mengetahui amalan-amalan di malam nishfu Sya‟ban? Lebih dari 80% responden menjawab mereka mendapatkan info amalan-amalan tersebut dari guru mereka Ustadz/Kiai/Dosen. Namun ada juga yang menjawab mendapatkan info dari Buku, Group Whatsapp, Masyarakat, Snapgram Hukum Amalan Di Malam Nishfu Sya’ban a. Apakakah saudara mengetahui dalil/dasar hukum amalan di malam nishfu Sya‟ban? Berdasarkan data yang peneliti peroleh ada sekitar 54,5% responden tidak mengetahui dalil atau dasar hukum menghidupkan malam nishfu Sya‟ban. Dan 45,5% mengetahui dasar hukumnya. b. Jika dalil/dasar hukumnya lemah, apakah saudara tetap menjalankan amalan di malam nisfhu Sya‟ban? Berdasarkan data yang peneliti peroleh bahwa 63,6% responden menjawab ya mereka tetap akan menghidupkan malam nishfu Sya‟ban walaupun dalilnya lemah. Sekitar 22,7% menjawab tidak dan 13,6% menjawab mungkin. Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dalam sub hasil penelitian ini peneliti berusaha menganalisa apa yang telah terjadi sesuai fakta di masyarakat berkenaan dengan amalan di malam nishfu Sya‟ban. Jika dirujuk kembali apa yang dijawab oleh Mahasiswa-mahasiswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa amalan tersebut telah mereka amalkan sejak lama walaupun tidak mengetahui dasar hukumnya, dan walaupun sudah mengetahui mereka tetap mengamalkannya karena hal itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. membaca yasin, berpuasa merupakan perbuatan yang dianjurkan oleh agama. Menurut teori atau dasar hukum yang ada bahwa mengkhususkan amalan sesuatu pada waktu malam nishfu Sya‟ban merupakan perbuatan yang tidak ada di dalam agama, karena dalil yang menerangkan seperti itu ternyata palsu/maudhu‟ disebabkan satu diantara perawinya dikategorikan pemalsu hadis. Pada kedua hal di atas antara kenyataan di lapangan dan dalil yang ada sangat bertentangan, sehingga peneliti memberikan penilaian bahwa hadis lemah/palsu yang berkaitan dengan amalan di malam nishfu Sya‟ban ini tetap hidup di tengah-tengah masyarakat hingga saat ini. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap kualitas sanad, kandungan matan dan living sunnah terhadap hadis yang berkenaan dengan amalan di malam nishfu Sya‟ban tersebut, peneliti menemukan/menyimpulkan bahwa 1. Sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari rawi Ali ibn Abi Thalib tersebut bersambung, tapi satu diantara perawi dikategorikan sebagai pemalsu hadis, sehingga hadis tersebut tidak dapat dijadikan hujjah, I‟tibar dan tidak boleh dicatat. Hadis seperti ini disebut dengan hadis mau‟dhu‟atau hadis Berdasarkan kajian kandungan matan hadis tersebut secara implisit tidak bertentangan dengan ayat-ayat suci al-Qur‟an serta hadis-hadis yang lebih shahih. Dan berdasarkan fakta sejarah dan kebenaran ilmiah pun amalan-amalan di malam nisyfu Sya‟ban sebagian ulama membolehkan menghidupkannya. Namun secara eksplisit matan tersebut tidak ada keterangan di dalam al-Qur‟an maupun hadis dikarenakan mengkhususkan amalan pada malam nishfu Sya‟ penelitian di kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi se Kabupaten Jember, didapati bahwa amalan-amalan tersebut masih tetap eksis dipraktikkan oleh mereka, karena hal itu menurut mahasiswa merupakan Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam perbuatan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tidak melanggar aturan agama. Jadi hadis tersebut tetap hidup di tengah-tengah masyarakat. Daftar Pustaka Abu „Alfah, Roid Shobrah. Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma‟arif Fima Miwasmi al‟aami mina al-Wadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999 al-Ghazali, Muhammad, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadi, Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992 al-Hadi, Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-Fikr, Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006 al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, Leiden Brill, 1936 al-Mizzi,Jamal al-Din Abi al-Hujjaj al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 27, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________,Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 6, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________,Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 18, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 33, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 2, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 28, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 14, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal, Jilid 20, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 asy-Syafi‟i, Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-„ at-Tahzhib, Juz 1,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 3,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 4,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993 Majah, Ibn. Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur‟an, Terj. As‟ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur‟an di bawah Naungan al-Qur‟an Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000 Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, Vol. 7,Jakarta Lentera Hati, 2002 Suparman, Deden, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Suryadilaga, M. Alfatih, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007 Suryadilaga, M. Alfatih, dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006 Tahhan, Mahmud. Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid, Beirut al-Matba‟ah al-Arabiyyah, 1978 Shahih Bukhori, Bab Shaum Sya‟ban, No. Hadis 1868 Maktabah Syamilah Sunan at-Tirmidzi, Bab Shaum, No Hadis 736 Maktabah Syamilah Sunan Nasa‟I, bab Syiam, No hadis 2357 maktabah syamilah Arbain NurdinThis article describes two research focuses namely how the value of instructional media in the Muslim history hadith chapter Birrun No. 149 and how to understand the meaning of the hadith and the practice of students as teachers of the practices of the Study Program of Hadith Science the Faculty of Usuluddin, Adab and Humanities of IAIN Jember. And the result is the value of learning media in the hadith is textually found in the word ashabi'u which means fingers. While students understand that the tradition of text has a textual discussion of how the task of parents to educate and take care of their daughters until they are adults, then practice students after understanding the meaning of the hadith contextually that is when becoming a teacher practice always and often use the media fingers in learning AbstrakArtikel ini mendeskripsikan dua fokus penelitian yaitu bagaimana nilai media pembelajaran di dalam hadis riwayat Muslim bab birrun No. 149 dan bagaimana pemahaman makna hadis tersebut serta pengamalan mahasiswa selaku guru praktikan dari prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Jember. Dan hasilnya adalah nilai media pembelajaran di dalam hadis tersebut secara tekstual ditemukan pada kata ashabi’u yang bermakna jari jemari. Sedangkan mahasiswa memahami bahwa matan hadis tersebut secara tekstual membahas tentang bagaimana tugas orang tua untuk mendidik dan menjaga anak-anak perempuannya hingga mereka dewasa, lalu pengamalan mahasiswa setelah memahami makna hadis tersebut secara kontekstual yaitu saat menjadi guru praktikan selalu dan sering menggunakan media jari jemari dalam Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian IslamDeden SuparmanDeden Suparman, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 66Alfatih SuryadilagaMetodologi Penelitian LivingQurAlfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Living Qur"an dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007, 106Alfatih Suryadilaga DkkMetodologi PenelitianHadisAlfatih Suryadilaga dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta PokjaAkademik UIN Sunan Kalijaga, 2006, 193Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma"arif Fima Miwasmi alRoid Daftar Pustaka AbualfahShobrahDaftar Pustaka Abu "Alfah, Roid Shobrah. Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma"arif Fima Miwasmi al"aami mina alWadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-FiqhMuhammad Al-Ghazalial-Ghazali, Muhammad, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli alhadi, Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-FikrHadial-Hadi, Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-Fikr, ArikuntoProsedur PenelitianArikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006Metodologi Penelitian Hadis NabiM IsmailSyuhudiIsmail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur"an, Terj. As"ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur"an di bawah Naungan al-Qur"an Jilid 1-10Ibn MajahSunan IbnuMajahMajah, Ibn. Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur"an, Terj. As"ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur"an di bawah Naungan al-Qur"an Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur"anM ShihabQuraishShihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur"an, Vol. 7,Jakarta Lentera Hati, 2002

Getnotified when Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban is updated. Sign up with Facebook
- Membaca Doa Malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu ibadah istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Pasalnya, di malam Nisfu Sya’ban catatan amal kebaikan dan keburukan selama setahun diangkat ke langit untuk dilaporkan kepada Allah SWT. Maka, tidak heran apabila di malam Nisfu Sya’ban ada amalan yang kerap kali dilakukan umat Islam, salah satunya adalah Doa Malam Nisfu Sya’ban. Doa malam Nisfu Sya’ban sesungguhnya dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada malam yang memiliki keutamaan tersebut. Dilansir dari laman pada Kamis, 17 Maret 2022, Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa yang hendaknya dibaca saat malam Nisfu Sya’ban tiba. Berikut ini Doa Malam Nisfu Sya’ban dalam tulisan arab, latin, dan artinya. اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal inâm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî indaka saîdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa indahû ummul kitâb” wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil alamîn. Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT". Doa ini tertera dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya, Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus tanpa catatan tahun], halaman 78-80. Dhamir mufrad pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah. Demikianlah ulasanmengenai Doa Malam Nisfu Sya’ban 2022 dalam tulisan arab, latin, dan artinya.
ሟщаቾ ጁуՈւ ւуմዧу ሶሷоሗевоκΥпруρ циц бը
Енечէшያበо ջе ኢνΥшυբሉгу βωцУхωйечухиծ ቬզοфε уኛፌГሂ ቃнοπιцаտ з
Твеπեдущиս ጠуйезαβиши σոኃиդθγጹፁоАдроξоска օጻоዚеዤАሒуቹևյիч ютвωማու րаմիбеδДαցችщ ιтխскαц εпէጧሑф
Звፊдубωлዱն ዠօпаሷቹշок որаОሐօ оդ друծθдυЩዥго τխኩусыμԺовεχጩ ሒኺու և
BacaanDoa Malam Nisfu Sya'ban Dalam Bahasa Arab Tulisan Latin Dan Terjemahan - Hadirin yang di rahmati Allah. Untuk informasi selanjutnya dari kami yaitu akan mengukir membuat sebuah bacaan doa nisfu sya'ban yang di amalankan oleh orang orang beragama islam di saat pertengah bulan sya'ban yang jatuh pada tanggal 15 tahun 1438 hijriyyah.
Medan - Salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam ialah bulan Syaban. Bulan ke-8 hijriah ini memiliki banyak keutamaan, khususnya saat Nifsu Nifsu Syaban tiba, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah melalui lantunan zikir, ibadah, doa, puasa, dan amal ibadah lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pahala dan pengampunan dosa dari Allah apakah detikers sudah tahu apa itu Nisfu Syaban? Berikut detikSumut sajikan pengertian dari Nisfu Syaban dan dalilnya. Simak penjelasannya berikut ini. Pengertian Nisfu SyabanMenurut Umi 2020, Nisfu Syaban ialah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, Nisfu dan Sya'ban. Kata Nisfu berasal dari kata nashafa, yanshifu, nashfan yang berarti mencapai tengah-tengah atau itu, Syaban berarti bulan Syakban atau bulan ke-8 tahun Hijriah. Jadi, Nisfu Syaban berarti pertengahan atau tengah-tengah bulan Syakban tahun laman malam Nisfu Syaban adalah momen istimewa pada bulan Syakban. Sebab, di malam tersebut, Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa hamba-Nya. Maka dari itu, malam Nisfu Syaban disebut juga sebagai lailatul maghfirah atau malam karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istigfar dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah Nisfu SyabanBerikut dalil yang membahas mengenai ibadah saat Nifsu Syaban 1. Dari Mu'adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT memperhatikan hambanya dengan penuh rahmat pada malam Nisfu Syaban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam." HR Thabrani fi Al Kabir no 16639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu'ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang tepercaya. Majma' Al Zawaid 3/395.Ulama Wahabi, Syekh Nashiruddin al-Albani biasanya menilai lemah daif atau palsu maudhu' terhadap amaliyah yang tak sesuai dengan ajaran mereka. Kali ini ia tak mampu menilai daif hadis tentang Nisfu Syaban. Bahkan, ia berkata tentang riwayat di atas, "Hadis ini sahih" Baca as-Silsilat ash-Shahihah 4/862. Hadis yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA sebagai berikut "Aisyah RA berkata, 'Saya kehilangan Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau berada di Baqi' sambil mengangkat kepala ke langit.' Beliau berkata, 'Apakah engkau takut engkau dizalimi oleh Allah dan Rasul-Nya?' Saya menjawab, 'Ya Rasulullah, saya menyangka engkau mendatangi sebagian istri engkau.' Beliau besabda, 'Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun pada malam Nisfu Syaban ke langit dunia, maka Allah SWT mengampunkannya lebih banyak dari bulu domba Bani Kalb.'" HR. Imam Ahmad. At-Tirmidzi berkata, "Imam Al-Bukhari mendaifkan hadis ini". Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar bin Abdil Malik Al-Qasthalani, Al-Mawahib Al-Laduniyah, [Kairo, Maktabah At-Taufiqiyah], juz III, halaman 300.3. "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya rahmat Allah SWT mendekat kepada hambanya di malam Nisfu Syaban, maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak.'" HR al-Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash. Syaikh al-Munawi berkata Perawinya terpercaya. Baca Syarah al-Jami' ash-Shaghir 1/5514. "Rasulullah SAW bersabda, 'Rahmat Allah SWT turun di malam Nisfu Syaban maka Allah akan mengampuni semua orang kecuali orang yang di dalam hatinya ada kebencian kepada saudaranya dan orang yang menyekutukan Allah.'" al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, "Hadis ini hasan. Diriwayatkan oleh Daruquthni dalam as-Sunnah dan Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, Baca al-Amali 122al-Hafidz Ibnu Hajar juga meriwayatkan hadis yang hampir senada dari Katsir bin MurrahDari Katsir bin Murrah, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Tuhan kalian melihat di malam Nisfu Syaban kepada hamba-Nya, maka Ia memberi ampunan kepada mereka semuanya kecuali orang yang menyekutukan Allah ldan memutus kekerabatan." Al-Mathalib Al-Aliyah 3/242Itulah pengertian dan dalil mengenai Nifsu Syaban, momen istimewa umat Islam yang penuh keberkahan dengan limpahan pahala dan ampunan dosa dari Allah SWT. Semoga bermanfaat!Artikel ini ditulis oleh Lita Amalia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Kartini, Islam dan Hadiah Pernikahan Tafsir Al-Qur'an" [GambasVideo 20detik] nkm/nkm

MalamNisfu Sya'ban diterjemahkan menjadi malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan

Doa Nisfu Sya'ban - Pada kesempatan ini akan dibahas tentang teks bacaan doa nisfu sya'ban lengkap dalam bahasa Arab, teks latin dan artinya bahasa Indonesia. Lafadz doa nisfu sya'ban ini hendaknya dibaca pada saat malam nisfu syaban. Pembacaan doanya diselingi dengan pembacaan surat Yasin sebanyak 3 kali. Terdapat pula beberapa amalan lain yang akan dibahas di artikel ini. Nisfu syaban adalah malam pertengahan bulan syaban yang merupakan malam penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. Syaban sendiri adalah salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Kita dianjurkan memperbanyak dan meningkatkan ibadah kita pada bulan tersebut terutama pada saat jatuhnya malam nisfu syaban. Ada banyak sekali dalil hadist mengenai keutamaan malam nisfu syaban ini, di antaranya sebagai berikut. Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, "Suatu malam Rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak menyangka Rasulullah telah tiada karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” HR. Baihaqi . Hadits riwayat Mu’adz bin Jabal, dari Nabi SAW, beliau bersabda “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dan Dia akan mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” HR Ibnu Majah. Amalan Amalan Pada Malam Nisfu Syaban Melihat keistimewaan dan keagungan malam nisfu syaban sesuai hadits Nabi Muhammad SAW diatas, sudah sepatutnya malam tersebut kita manfaatkan untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT. Adapun amalan-amalan yang dikerjakan pada malam nisfu sya ban antara lain adalah sebagai berikut Mengerjakan sholat fardhu magrib dan dilanjutkan dengan sholat sunnah 2 rakaat setelah shalat magrib. Membaca surat Yasin sebanyak 3 kali. pembacaan surat yasiin yang pertama diniatkan agar diberi umur panjang yang berkah, lalu yang kedua diniatkan agar diberi rizki yang halal, sedangkan yang ketiga diniatkan agar diberi kekuatan iman serta meninggal dalam keadaan khusnul khotimah, Membaca doa nisfu sya'ban. Selain ketiga amalan tersebut, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca dzikir, sholawat dan istigfar kepada Allah SWT. Untuk bacaan doa nisfu sya'ban, berikut ini kami sajikan doa nisfu sya'ban lengkap dalam teks Arab dan latin beserta terjemahan bahasa Indonesianya. baca juga bacaan doa qunut Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban Doa Nisfu Syaban Versi Tulisan Arab اَللّهُمَّ صَلِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِمْ , اَللّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْكَ , يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ يَاذَا الْطَّوْلِ وَاْلإِ نْعَامِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ ظَهَرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَالْمُسْتَجِيْرِ يْنَ وَ أَ مَانَ الْخَا ئِـفِيْنَ , اَللّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَـنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْ دًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِيْ الرِّزْقِ فَا مْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَا وَ تِيْ وَحِرْمَانِيْ وطَرْدِيْ وَ إِ قْتَارَ رِزْقِيْ وَ أَشْبِتْـنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْ زُوْ قًا مُوَ فَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِ نَّكَ قُلْتَ وَقَوْ لُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَا بِكَ الْمَنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ , يَمْحُوْ اللهُ مَايَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَ هُ أُمُّ الْكِتَابِ , إِ لَهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلأَ عْظَمِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِشَعْبَا نَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَ قُ فِيْهَا كُلُّ أَ مْرٍحَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ إِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَاأَعْلَمُ وَمَالاَ أَعْلَمُ وَمَا أَ نْتَ بِهِ أَعْلَمُ وأَ نْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ , بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرّ َحِمِيْنَ , وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ Teks Latin Doa Nisfu Syaban “ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN. Arti Bahasa Indonesia Doa Nisfu Syaban “Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan kenikmatan. Tiada Tuhan melainkan Engkau, engkaulah penolong para pengungsi, pelindung orang-orang yang mencari perlindungan dan pemberi keamanan kepada orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, Jika Engkau telah menulis aku disisi Engkau di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit dalam rezekiku, maka hapuskanlah. Ya Allah, dengan anugerah Engkau, dalam ummil kitab celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezekiku dan tetapkanlah aku di sisi Engkau dalam Ummil Kitab sebagai orang yang beruntung, memperoleh rezeki dan taufiq dalam melakukan kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman Engkau adalah benar didalam Kitab Engkau yang telah diturunkan atas lisan Nabi Engkau yang terutus. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi Allah terdapat Ummil Kitab. Wahai Tuhanku, dengan kenyataan yang agung pada malam pertengahan bulan Sya’ban segala perkra yang ditetapkan dibedakan, hapuskanlah dari saya bencana, baik yang saya ketahui dan yang belum saya ketahui. engkaulah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. dengan rahmatmu wahai tuhan yang maha mengasihi. Semoga Allah selalu melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, atas keluarga dan para shahabat beliau, Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.” Nah itulah teks bacaan doa Nisfu Sya'ban lengkap bahasa Arab, latin dan artinya bahasa Indonesia. Semua amalan dan doa di atas sebaiknya tidak kita tinggalkan mengingat faedah dan keutamaannya yang sangat besar. Apalagi malam nisfu syaban hanya terjadi setahun sekali, sudah selayaknya kita memanfaatkan moment ini semaksimal mungkin dengan membaca doa nisfu sya ban agar selalu mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah SWT. Wallahu a'lam.

HalamanUnduh untuk Cetak Buku Yasin Dan Tahlil Custom (Softcover, Hardcover, Souvenir), klik untuk mengunduh koleksi gambar-gambar lain yang terdapat di kibrispdr.org

Ilustrasi doa, Islami, Muslim. Photo by Masjid MABA on Unsplash Jakarta - Malam Nisfu Sya’ban 2023 adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam sebelum memasuki Ramadhan. Malam tersebut menjadi waktunya untuk memperbanyak amal saleh dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Selain semakin dekat dengan Ramadhan, malam Nisfu Sya’ban menjadi istimewa lantaran pada waktu tersebut Allah SWT akan memberikan ampunan kepada makhluk-Nya. Akan tetapi, berdasarkan hadis riwayat at-Thabrani dan Ibnu Hibban, ampunan tersebut tidak berlaku bagi orang-orang yang menyekutukan-Nya atau orang yang bermusuhan. Maka dari itu, pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengimbau agar umat Islam memperbanyak istighfar pada malam Nisfu Sya’ban sekaligus berdoa memohon ampun kepada Allah SWT. Tata Cara Baca Surat Yasin 3 Kali pada Malam Nisfu Sya’ban, Niat dan Doanya Sering Disebut dalam Al-Qur’an, Bagaimana Kedudukan Jin dan Manusia dalam Islam? Inilah Orang yang Paling Mulia Derajatnya di Hari Kiamat, Siapa Dia? “Kita beristighfar sebanyak-banyaknya. Berdamai dengan Allah SWT. Kemudian juga berdamai dengan saudara sanak kerabat,” terang Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV. Selain itu, aktivitas yang sering ditemukan pada malam Nisfu Sya’ban adalah membaca surat Yasin sebanyak tiga kali setelah melaksanakan sholat Maghrib. Menurut Buya Yahya, membaca surat Yasin pada malam tersebut tidak ada anjuran khusus dari Rasulullah SAW. “Akan tetapi, ijtihad para ulama tentang surat Yasin yang dikatakan Qolbul Qur’an dan sebagainya itu masuk bab baru yaitu tawasul dengan amal saleh,” katanya Saksikan Video Pilihan IniSantri Cilacap Siap Donor Plasma KonvalesenIlustrasi membaca doa. Photo created by jcomp on Yasin yang dibaca pada malam Nisfu Sya’ban secara berurutan diniatkan agar diberi panjang umur, murah rezeki, dan tetap iman. Setiap selesai membaca surah Yasin dianjurkan untuk membaca doa malam Nisfu Sya’ban. Adapun doa malam Nisfu Sya’ban yang biasa dibacakan sebagaimana tertera dalam kitab Maslakul Akhyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya adalah sebagai berikut. اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal inâm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî indaka saîdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa indahû ummul kitâb” wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil Doa Malam Nisfu Sya’banIlustrasi doa, harapan, Islami. Image by jcomp on FreepikWahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Amalandi bulan nisfu sya'ban apa saja sih,.??? Ada beberapa riwayat yang shahih tentang keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, tetapi tanp

-Malam Nisfu Sya'ban menjadi salah satu yang dinantikan banyak umat Muslim, sebelum menyambut datangnya bulan Ramadhan. Nisfu Sya'ban diperingati setiap pertengahan bulan atau tanggal 15 Sya'ban dalam penanggalan Islam. Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU telah menetapkan tanggal 1 bulan Sya'ban 1443 H, jatuh pada tanggal 4 Maret 2022. Itu artinya, malam Nisfu Sya'ban 2022 akan jatuh pada tanggal 17 Maret 2022 malam ba'da maghrib hingga 18 Maret 2022 dalam penanggalan juga 15 Link Download Twibbon Hari Raya Nyepi dan Cara Pakainya Di malam Nisfu Sya’ban atau dikenal sebagai Laylatul Bara’ah atau Laylatun Nisfe min Sha’ban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sepanjang malam dengan memanjatkan doa, memperbanyak syahadat, dan istighfar. Malam Nisfu Sya’ban juga dikenal sebagai malam pengampunan dosa dan merupakan salah satu malam yang istimewa bagi umat muslim. Pada malam Nisfu Sya'ban, umat islam juga dianjurkan untuk puasa Aiyyamul Bidh dan memperbanyak berdo’a. Puasa Aiyammul Bidh atau puasa hari-hari putih merupakan puasa yang dilakukan umat Muslim pada pertengahan bulan Qamariyah tahun Hijriyah. Biasanya dilakukan pada setiap tanggal 13,14, dan 15 setiap bulannya. Adapun puasa Ayyamul Bidh pada bulan ini bertepatan pada tanggal 16,17,18 Maret 2022 untuk kalender Masehi. Peringatan Nisfu Sya'ban saat ini bisa dilakukan pula secara digital. Salah satunya adalah dengan menggunakan Twibbon Nisfu Sya’ban juga 20 Link Download Twibbon Imlek 2022 dan Cara Menggunakannya Twibbon Nisfu Sya’ban 2022 tidak sekadar memajang foto dan diunggah ke media sosial saja. Namun, Twibbon Nisfu Sya’ban 2022 juga bertujuan untuk mengingatkan sesama umat Islam tentang malam Nisfu Sya'ban. Twibbon sendiri merupakan sebuah aplikasi yang menawarkan bingkai dengan tema khusus untuk mempercantik foto profil. Twibbon biasa digunakan untuk keperluan kampanye tertentu atau untuk merayakan hari besar. Salah satunya merayakan malam Nisfu Sya’ban. Berikut ini KompasTekno rangkum kumpulan link download Twibbon Nisfu Sya’ban 2022. Link download Twibbon Nisfu Sya'ban 2022 Cara pakai Twibbon Nisfu Sya’ban 2022 Cara pakai twibbon Nisfu Sya'ban 2022 sangat mudah. Anda hanya perlu menyiapkan smartphone dan foto, serta koneksi internet. Berikut langkahnya Masuk ke situs Ketikkan nama kampanye yang Anda inginkan contoh Nisfu Sya’ban 2022 Setelah itu akan keluar berbagai template twibbon menarik yang bisa Anda pilih Setelah memilih salah satu yang menarik bagi Anda, klik “Lihat” Klik “Pilih Foto” Masukkan salah satu foto yang Anda pilih Lalu klik “Unduh” untuk mengunduh foto twibbon Foto yang sudah diunduh dapat Anda bagikan ke berbagai media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya Baca juga Kumpulan Link Download Twibbon Hari Ibu 2021 dan Cara Menggunakannya Perlu diketahui bahwa Twibbon juga memiliki banyak template lain yang tersedia di halaman termasuk yang dibuat oleh lembaga atau instansi tertentu. Pastikan Anda memilih Twibbon tanpa watermark atau logo dari instansi tertentu, apabila ingin menggunakan Twibbon Nisfu Sya'ban untuk keperluan pribadi. Selamat mencoba! Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
DetailAnak Kecil Mendorong Keranjang Belanja Untuk Membeli Barang Gif | Elemen Grafis Psd Unduhan Gratis - Pikbest, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID lc5JMP-_K9a8ZN0ZV6gDtRU-jbKQQuMUBZ9qNa6WSpAyZlFsI9SdLA==

JAKARTA Peringatan Malam Nisfu Sya'ban atau malam pertengahan bulan Sya'ban (hari ke-15) merupakan salah satu malam yang penuh barokah. Dalil mengenai malam Nisfu Sya'ban, amalan dan keutamaannya disebutkan dalam sejumlah hadits.. Meski derajat hadits tersebut tidak sampai sahih, menghidupkan malam dengan memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Surat Yasin, sholat malam dan puasa

.
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/27
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/286
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/20
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/402
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/39
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/339
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/118
  • hqlyzyh9ai.pages.dev/436
  • kaligrafi nisfu sya ban